Wisatawan di Taman Peringatan Perdamaian di Hiroshima, Jepang, Selasa (19/10/2011), menyaksikan reruntuhan gedung berkubah yang masih tetap berdiri meskipun terkena ledakan bom atom pada masa Perang Dunia II. Gedung berkubah itu merupakan ikon Kota Hiroshima sekaligus menjadi monumen peringatan kekejaman bom atom.
Penghargaan itu akan diberikan kepada mantan perdana menteri Brunei Pengiran Yusuf (91), mantan anggota parlemen Indonesia Hasan Rahaya (91) dan guru bahasa Jepang di Malaysia Abdul Razak (87).
Ketiganya adalah bagian dari sekelompok mahasiswa asal daerah pendudukan Jepang di Asia Tenggara di masa Perang Dunia II. Saat itu Jepang merancang program untuk mencetak pemuda-pemuda Asia Tenggara untuk mendukung Jepang.
Menurut Universitas Hiroshima, ketiga orang ini terpaksa tak bisa melanjutkan studinya setelah kota itu dijatuhi biom atom yang menewaskan setidaknya 140.000 orang.
Ketiga orang ini termasuk sembilan mahasiswa asing yang terpapar radiasi bom atom. Dua dari kesembilan mahasiswa tersebut langsung tewas kala itu.
Pihak Universitas Hiroshima berencana mengirimkan pejabatnya awal tahun depan ke Brunei, Indonesia dan Malaysia untuk memberikan penghargaan itu.
Selama Perang Dunia II, sekitar 200 orang mahasiswa dari Asia Tenggara mendapatkan bea siswa dari pemerintah Jepang untuk menuntut ilmu di Negeri Matahari Terbit itu.
Sumber :AFP n KOMPAS.com
0 komentar:
Posting Komentar