JAMBI - Pemerintah Kota Sungai Penuh dan Pemerintah Kabupaten Kerinci terus berkonflik mengenai penyerahan aset. Bahkan, kemudian muncul wacana Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh akan disatukan kembali? Bagaimana tanggapan Walikota Sungai Asafri Jaya Bakri (AJB) atas wacana tersebut? AJB dengan tegas menolaknya. “Mana ada. Sungai penuh sudah maju,” katanya.
AJB juga mengemukakan, persoalan kisruh antara Pemkot Sungai penuh dengan Pemkab Kerinci itu hanya dibesar-besarkan sejumlah kalangan saja. “Hubungan dengan Pemkab baik. Itu hanya dibesar-besarkan oleh orang-orang yang secara aturan belum menguasai. Apa pernah saya katakan minta kantor, tidak pernah. Ini mengusir ini, belum ada. Itu emosi dewan, ya biasa lah semangat dewan,” ujarnya.
“Kita minta seluruh aset itu diserahkan secara administrasi. Kemudian, kalau kantor ini mau dipakai ya dipinjampakaikan. Karena ada PP tahun 2006 peraturan tentang pinjam pakai itu ada. Mau dipakai sampai kiamat juga tak masalah,” ujarnya.
Dia mengatakan, saat ini, pihak Kota Sungaipenuh masih meminjam pakai kantor milik Pemkab Kerinci. “Kalau sekarang kita pinjam pakai dengan Kerinci. Namun, per November 2013, mereka harus serahkan aset di kota itu ke Pemerintah Kota. Kalau mereka mau pakai, ya mereka yang pinjam kepada Kota,” tegasnya.
Sebelumnya, saat pertemuan dengan forum pemimpin redaksi media massa di Jambi, dua hari lalu, Gubernur Jambi, Hasan Basri Agus (HBA), sempat menyatakan dampak dari pemekaran di Kerinci ini. Menurut dia, soal penyerahan aset justru membuat kabupaten induk menjadi miskin, dan kota yang kaya.
Malah, kata dia, sekarang kabupaten seperti terusir, karena di satu sisi melepaskan aset perkantorannya di wilayah Kota Sungaipenuh, di sisi lainnya kantor belum ada, rumah sakit pun belum ada. “Sekarang sedang kita negosiasikan. Di satu sisi kota menindaklanjuti aturan, sementara kabupaten perkantorannya belum dibangun,” ucapnya. (pm1)
Sumber :Metrojambi.com
0 komentar:
Posting Komentar