Kerincigoogle.com,- Untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan, masyarakat diberikan kesempatan untuk mendapatkan akses pinjaman permodalan melalui dana bergulir Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd). Namun tidak semua masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan permodalan itu. Salah satunya akibat jauhnya jarak tempuh suatu desa menuju ibu kota kecamatan. Sehingga telah menimbulkan berbagai kendala bagi masyarakat sasaran dana bergulir gtersebut.
Di Kabupaten Batang Hari Provinsi Jambi, khususnya di kecamatan Mersam telah banyak manfaat yang dirasakan dari kegiatan Simpan Pinjam Khusus Perempuan (SPP). Melalui kelompok-kelompok yang terbentuk dimasing-masing desa PNPM MPd sudah mengangkat derajat wanita sebagai pemanfaat yang terbaik, jujur dalam pinjaman, daan credit yang berarti berangkat dari kepercayaan.
Melalui Unit Pengelola Kegiatan (UPK), PNPM MPd menyalurkan bantuan pinjaman permodalan kepada masyarakat dengan tanpa agunan atau jaminan. Kaum perempuan didesa bisa menjadi anggota peminjam hanya dengan modal kepercayaan, dan sudah terbentuk suatu organisasi kecil yang beranggotakan orang-orang setempat dan bisa membuat administrasi yang baik dengan dibimbing dan difasilitasi oleh tim kecamatan.
Kelompok yang saat ini tebentuk dan yang telah memanfaatkan dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) maupun dana bergulir akan didanai setelah melewati beberapa proses mulai dari pembuatan proposal diajukan ke Unit Pengelola Kegiatan dan Kemudian diVerifikasi oleh Tim Verifikasi kemudian Tim Verifikasi mengunjungi kelompok kemudian ada Musyawarah Antar Desa Perguliran dan baru bisa disalurkan oleh UPK setelah terbit Surat Penetapan Camat (SPC).
Masyarakat menilai bahwa disinilah wadah yang paling cocok untuk pinjaman tanpa mempersulit, tapi dengan seiring waktu berjalan masyarakat mulai bertanya kenapa proses pinjaman ini sangat panjang, kenapa tidak bisa begitu lunas langsung dana disalurkan kembali, dan kenapa tidak bisa meminjam dalam waktu hanya misalnya tiga bulan saja kemudian verifikasi tidak bisa efektif karena kelompok berada didesa sedangkan tim verifikasi berada dikecamatan.
Kelompok sekarang yang meminjam dari Unit Pengelola Kegiatan (UPK), disebut kelompok chanelling artinya kelompok penyalur tapi bukan sebagai pengelola. Berangkat dari semua pertanyaan diatas dan sudah ada saat ini di kecamatan mersam kelompok pengelola atau juga disebut kelompok executing, kelompok tersebut berada didesa Belanti Jaya dan Desa Benteng Rendah.
Pinjaman atau penyertaan modal untuk kelompok executingdi Desa Belanti Jaya saat ini sebanyaK Rp.190.000.000,- dan sudah digulirkan sebanyak Rp.30.000.000,- masyarakat sangat senang dengan adanya kelompok ini mengingat letak geografis desa ini sangat jauh dari ibukota kecamatan. Dengan demikian, masyarakat bisa meminjam tanpa harus mengeluarkan transportasi untuk keluar desa, dan tak kalah pentingnya disini masyarakat sudah mulai tahu bahwa ada wadah yang melayani masyarakat tanpa harus membuat proposal tanpa harus membuat kelompok tapi cukup dengan mendaftarkan diri menjadi anggota kelompok tersebut, dan pengurus kelompok bisa mendapat transport ataupun insentif tiap bulan sesuai aturan yang berlaku.
Nama kelompok executing (pengelola pinjaman) di desa Belanti Jaya ini adalah ”Melati” yang diketuai oleh Halimah dengan jumlah anggota 20 orang dan pinjaman berkisar antara Rp.3.000.000 hingga Rp.10.000.000. Sedangkan untuk kelompok executing di Desa Benteng Rendah bernama “Sekar Mandiri“ yang diketuai oleh Sri Damayanti dengan penyertaan modal Rp.150.000.000 untuk 25 orang anggota.
Mayoritas pemanfaat dari dua kelompok executingtersebut adalah petani karet dan sawit, dan didesa ini terkadang ada anggota yang butuh modal tapi terbentur dengan proses yang sangat lama masyarakat enggan untuk meminjam tapi dengan adanya kelompok executing maka sudah banyak masyarakat yang berminat dan menjadi anggota kelompok tersebut.
Dengan adanya kelompok executing, masyarakat terutama pengurus bisa mengetahui bagaimana cara membuat pembukuan yang baik bagaimana cara mengarsipkan transaksi, bagaimana cara membuat laporan perkembangan pinjaman yang seperti harapan bersama bahwa administrasi yang ada pada kelompok executing sama persis dengan administrasi yang dibuat oleh Unit Pengelola Kegiatan.
Kelompok Simpan Pinjam khusus Perempuan (SPP) di Kecamatan Mersam itu hanyalah contoh kecil dari proses pengelolaan dana bergulir PNPM Mandiri Perdesaan di Provinsi Jambi.
Sejak 2003, PNPM Mandiri Perdesaan telah mengalokasi dana berguliir sebesar Rp. 102.369.250.093. Dana yang bersumber dari BLM tersebut hingga kini telah berkembang menjadi lebih dari Rp. 135 Milyar. Dana bergulir ini diharapkan menjadi penunjang pengembangan usaha kelompok perempuan. (Yeni – FK Mersam/MR).
0 komentar:
Posting Komentar