Kerincigoogle.com, - Pihak Kepolisian secera cepat mulai melakukan penyelidikikan terhadap kasus dugaan manipulasi dan rekayasa pada proses penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) Kota Sungaipenuh, Kamis (2/1), dengan memanggil dan memeriksa empat panitia CPNS 2013.
Empat anggota panitia itu adalah Sutrisno, Kepala Bidang Pengadaan, Kepangkatan, Mutasi dan Pensiun BKD Sungaipenuh, bersama empat pegawai BKD lainnya yang diketahui bernama Ronal Regen, Nasran, dan Zahirman. “Kepala BKD Pusri Amsyi belum dipanggil,” kata Kasat Reskrim AKP Agus Saleh kepada wartawan kemaren.
Selain Pusri, LSM yang melaporkan kasus ini juga belum di panggil polisi untuk di l;akukan pemenggilan dan pemeriksaan sehubungan dengan laporannya. “Pelapor belum diminta keterangan karena ada bebarapa orang Pelapor masih di Luar Daerah. ” kata Agus Saleh.
Selain laporan tersebut, sejumlah aktivis LSM di Kerinci juga malaporkan indikasi keterlibatkan,
Fikar Azami, putra Walikota Sungaipenuh Asyafri Jaya Bakri, mengatur kelulusan dengan imbalan uang sampai Rp 200 juta. Sampai hari ini, Jeje dan Fikar belum tersentuh.
Ada pula temuan seorang peserta yang lulus padahal diduga tidak mengikuti tes tertulis, yakni atas nama Novi Astria Yenti, yang lulus untuk formasi guru bahasa Indonesia. Dari penelusuran Harian Jambi, saat tes tertulis digelar pada 3 November 2013, Novi mengalami kecelakaan dan dilarikan ke IGD RSUD HA Thalib.
Kasus ini juga menggelinding di DPRD Sungaipenuh. Namun, Kepala BKD Pusri Amsyi menolak panggilan Komisi I DPRD. Dia hanya mengirim utusan. Pemanggilan selanjutnya dilakukan pada 6 Januari 2014.(red)
Empat anggota panitia itu adalah Sutrisno, Kepala Bidang Pengadaan, Kepangkatan, Mutasi dan Pensiun BKD Sungaipenuh, bersama empat pegawai BKD lainnya yang diketahui bernama Ronal Regen, Nasran, dan Zahirman. “Kepala BKD Pusri Amsyi belum dipanggil,” kata Kasat Reskrim AKP Agus Saleh kepada wartawan kemaren.
Selain Pusri, LSM yang melaporkan kasus ini juga belum di panggil polisi untuk di l;akukan pemenggilan dan pemeriksaan sehubungan dengan laporannya. “Pelapor belum diminta keterangan karena ada bebarapa orang Pelapor masih di Luar Daerah. ” kata Agus Saleh.
Selain laporan tersebut, sejumlah aktivis LSM di Kerinci juga malaporkan indikasi keterlibatkan,
Fikar Azami, putra Walikota Sungaipenuh Asyafri Jaya Bakri, mengatur kelulusan dengan imbalan uang sampai Rp 200 juta. Sampai hari ini, Jeje dan Fikar belum tersentuh.
Ada pula temuan seorang peserta yang lulus padahal diduga tidak mengikuti tes tertulis, yakni atas nama Novi Astria Yenti, yang lulus untuk formasi guru bahasa Indonesia. Dari penelusuran Harian Jambi, saat tes tertulis digelar pada 3 November 2013, Novi mengalami kecelakaan dan dilarikan ke IGD RSUD HA Thalib.
Kasus ini juga menggelinding di DPRD Sungaipenuh. Namun, Kepala BKD Pusri Amsyi menolak panggilan Komisi I DPRD. Dia hanya mengirim utusan. Pemanggilan selanjutnya dilakukan pada 6 Januari 2014.(red)
0 komentar:
Posting Komentar