KerinciGoogle.com - Masih ingat dengan Ngadiyono? PNS di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta ini rela melego mobil untuk membantu Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sudah ada yang menawar mobilnya.
Ditemui VIVAnews, Ngadiyono mengaku ada orang yang menawar mobil pick up-nya seharga Rp13 juta. "Tapi, belum saya lepas karena saya minta harga Rp20 juta," kata dia, Selasa 10 Juli 2012. Sejak mobilnya ramai diberitakan, Ngadiyono baru menerima satu orang penawar.
Jika mobil itu laku Rp20 juta, Ngadiyono mengaku akan menyerahkan semua hasil penjualan untuk saweran gedung baru KPK. Saat ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengoordinir pengumpulan uang tersebut dengan batas maksimal sumbangan Rp10 juta. "Saya nanti pinjam nama istri saya agar semua uang ini bisa disumbang. Harus lewat jalur resmi supaya tidak terjadi gratifikasi," kata dia lagi.
• VIVAnews
Ditemui VIVAnews, Ngadiyono mengaku ada orang yang menawar mobil pick up-nya seharga Rp13 juta. "Tapi, belum saya lepas karena saya minta harga Rp20 juta," kata dia, Selasa 10 Juli 2012. Sejak mobilnya ramai diberitakan, Ngadiyono baru menerima satu orang penawar.
Jika mobil itu laku Rp20 juta, Ngadiyono mengaku akan menyerahkan semua hasil penjualan untuk saweran gedung baru KPK. Saat ini, Indonesia Corruption Watch (ICW) mengoordinir pengumpulan uang tersebut dengan batas maksimal sumbangan Rp10 juta. "Saya nanti pinjam nama istri saya agar semua uang ini bisa disumbang. Harus lewat jalur resmi supaya tidak terjadi gratifikasi," kata dia lagi.
Ngadiyono membantah aksinya itu untuk mencari sensasi. "Saya serius." Tuduhan mencari sensasi muncul karena pemberitaan soal gedung KPK memang sedang gencar. DPR, khususnya Komisi III bidang Hukum, belum juga mencabut tanda bintang dari pengajuan anggaran gedung. Tanda bintang itu artinya, Komisi III masih menahan pencairan anggaran. Meski, Menteri Keuangan RI sudah memberi lampu hijau. Padahal, kebutuhan gedung baru KPK ini sangat mendesak.
Mobil milik PNS yang setiap harinya bekerja di Kantor Satpol PP ini masih terparkir, belum laku. Pada badan mobil Kijang pick up tahun 1983 warna biru tercantum tulisan, "KPK Aku Rela Dijual untuk Gedungmu, Oke", dan "Gantung Tikus-tikus Koruptor Alquran."
Juli 2013, bapak dua anak itu akan pensiun. Jika sampai saat itu, DPR tidak kunjung mengabulkan anggaran gedung baru KPK, Ngadiyono berjanji akan menyerahkan 25 persen dari uang pensiunnya selama setahun. “Justru yang sangat saya sesalkan itu, tidak ada PNS di Kabupaten Bantul yang berani meneruskan apa yang telah saya perbuat. PNS banyak yang takut dipindah, takut jabatan dicopot dan segudang alasan yang lainnya."
Warga Kota Gedhe, Kota Yogyakarta ini mengaku sesak dengan korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintahan daerah dan pusat. “Tindakan ini saya lakukan untuk mengingatkan bahwa uang yang dikorupsi adalah uang dari keluarganya, saudaranya dan juga uang rakyat Bantul.”
Sementara itu, total sumbangan yang dikumpulkan ICW hingga Selasa 10 Juli kemarin adalah Rp 222.172.824. ICW terus mengimbau agar masyarakat ikut membantu KPK melalui rekening BNI 0056124374 atas nama Perkumpulan ICW. Sebelumnya, ICW sudah meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengawasi aliran ke rekening itu untuk mencegah upaya pencucian uang para koruptor. (umi)
Mobil milik PNS yang setiap harinya bekerja di Kantor Satpol PP ini masih terparkir, belum laku. Pada badan mobil Kijang pick up tahun 1983 warna biru tercantum tulisan, "KPK Aku Rela Dijual untuk Gedungmu, Oke", dan "Gantung Tikus-tikus Koruptor Alquran."
Juli 2013, bapak dua anak itu akan pensiun. Jika sampai saat itu, DPR tidak kunjung mengabulkan anggaran gedung baru KPK, Ngadiyono berjanji akan menyerahkan 25 persen dari uang pensiunnya selama setahun. “Justru yang sangat saya sesalkan itu, tidak ada PNS di Kabupaten Bantul yang berani meneruskan apa yang telah saya perbuat. PNS banyak yang takut dipindah, takut jabatan dicopot dan segudang alasan yang lainnya."
Warga Kota Gedhe, Kota Yogyakarta ini mengaku sesak dengan korupsi yang dilakukan pejabat-pejabat pemerintahan daerah dan pusat. “Tindakan ini saya lakukan untuk mengingatkan bahwa uang yang dikorupsi adalah uang dari keluarganya, saudaranya dan juga uang rakyat Bantul.”
Sementara itu, total sumbangan yang dikumpulkan ICW hingga Selasa 10 Juli kemarin adalah Rp 222.172.824. ICW terus mengimbau agar masyarakat ikut membantu KPK melalui rekening BNI 0056124374 atas nama Perkumpulan ICW. Sebelumnya, ICW sudah meminta Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk mengawasi aliran ke rekening itu untuk mencegah upaya pencucian uang para koruptor. (umi)
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar